Suatu ketika aku berjalan-jalan di perkebunan dan mengamati petani sedang menanam bibit-bibit jambu. Keesokkan harinya aku mengamati bagaimana mereka merawatnya.
Aku melihat pohon itu bertumbuh dan mengeluarkan cabangnya ke samping, terlihat petani itu merawatnya dengan baik dan membiarkannya menjulur ke semua sisi menjadi rindang, di seblahnya petani yang satu memangkas pohon lain yang cabangnya ke samping dan membiarkannya bertumbuh lurus ke atas.
Aku melihat, pohon-pohon itu berbuah, tampak pohon yang cabangnya menyebar ke sisi kiri kanan muka belakangnya dihinggapi banyak burung-burung untuk memakannya, dan banyak orang memanjatinya ke setiap cabang dan menikmatinya, selain itu buah-buahnnya jatuh berserak kemana-mana lalu bertumbuh leluasa di tanah-tanah kosong disekitarnya, sedangkan di sebelahnya, pohon jambu yg dipotong cabangnya berbuah tapi buahnya tidak banyak, karena cabangna tidak ada karena dipotong oleh petani, dan buahnya hanya jatuh dibawah pohon saja tidak tersebar kemana-mana.
Hikmat berbisik kepadaku katanya, yang engkau lihat itu adalah kehidupan yang bernilai. Petani itu adalah keluarga kita, pohon kecil yg ditanam adalah anak-anak yang dilahirkan, merawat, membentuk dan menyirami pohon itu adalah nasehat, bimbingan dan arahan dari orang tua/keluarga. Pohon yang rantingnya mengembang ke samping-samping jauh kemana-mana itu adalah persahabatan yang dibangun oleh anak dan persahabatan itu merupakan relasi, sedangkan pohon disebelah yang engkau lihat cabangnya dipotong-potong dan menjulang tinggi adalah kehidupan anak yg dibatasi untuk membangun relasi dan fokus membangun diri untuk naik tinggi. Buah dari kedua pohon yang engkau lihat adalah hasil yang diperoleh dari pohon itu. Pohon yang cabangnya banyak dengan buahnya dan banyaknya burung yang hinggap dan banyaknya orang yang memanjatinya yang engkau lihat adalah kehidupan dari anak yang membangun relasi kemana-teman, hidupnya terbuka bagi semua orang, merakyat, tidak egois. tetapi pohon yang engkau lihat tumbuhnya ke atas tanpa cabang itu tidak ada burung yang hinggap karena tidakada cabang dan juga tidak ada orang yang panjat karena tidak ada cabangnya akhirnya pohon itu tidak dikunjungi oleh siapapun.
Hikmat menasehati aku katanya
gambaran kedua pohon itu membicarakan tentang Pemimpin, yaitu satunya Pemimpin yang merakyat selalu dikelilingi oleh rakyatnya karena mereka dengan sukacita menikmati buah-buah dari Pemimpin mereka. Sedangkan Pohon yg tidak terbuka adalah pemimpin yang tertutup, dia jarang dikunjungi rakyatnya.
0 komentar:
Posting Komentar