Oleh: Ar. Hamah Sagrim, ST
Secara garis besar, Arsitektur merupakan bagian dari kebudayaan. Karena isi daripada kebudayaan mencakup keseluruhan sistem gagasan, ide, tindakan, pola hidup, dan karya manusia. Dengan demikian, maka arsitektur adalah bagian daripada kebudayaan.
A. PENGERTIAN BUDAYA
Kebudayaan berasal dari bahasa sangsekerta “buddhayah” bentuk jamak dari “budhi” dengan arti budhi atau akal, oleh karena itu kebudayaan dapat diartikan dengan segala hal yang bersangkutan dengan akal. Budaya dapat pula berarti sebagai hasil pengembangan dari kata majemuk budi dan daya, yang berarti daya dari budi yang berupa cipta, rasa dan karsa (Koenjaraningrat, Etnografi Papua, 1982).
Selanjutnya kebudayaan bila ditinjau dari ilmu Antropologi, adalah keseluruhan dari sistem gagasan, tindakan pola hidup manusia dan karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan sebagai pemilik dari manusia dengan belajar. Dapat kita lengkapi lagi, bahwa budya adalah gagasan dunia dan orientasi hidup. Hampir keseluruhan tindakan manusia adalah kebudayaan. Menurut ilmu Arsitektur, manusia yang memiliki budaya adalah manusia yang bisa membangun. Dan manusia yang membangun arsitektur adalah manusia yang berbudaya mencipta, orang yang berjiwa seni, orang yang berjiwa merancang, orang yang berjiwa perencana, memiliki orientasi.
Hanya sedikit tindakan manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tidak perlu dibiasakan dengan belajar, antara lain, yang berupa tindakan naluriah, beberapa refleksi, beberapa tindakan akibat proses psikologi, tindakan dalam kondisi tidak sadar, tindakan dalam membabi buta, bahkan berbagai tindakan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang dibawa oleh manusia dalam genetik semenjak lahirnya juga telah dirombak olehnya menjadi tindakan kebudayaan. Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan yang dipunyai oleh manusia sebagai makhluk sosial, yang isinya adalah perangkat model – model pengetahuan yang secara efektif dapat digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan yang dihadapi dan untuk mendorong dan menciptakan tindakan – tindakannya. Dalam pengertian ini, kebudayaan adalah suatu kumpulan pedoman atau pegangan yang kegunaan operasionalnya bagi manusia untuk mengadaptasi diri dengan menghadapi lingkungan – lingkungan tertentu (fisik, alam, sosial dan kebudayaan) untuk mereka dapat tetap melangsungkan kehidupannya, yaitu memenuhi kebutuhan – kebutuhan dan untuk dapat hidup secara lebih baik lagi. Karena itu seringkali kebudayaan juga dinamakan sebagai “blueprint” atau desain menyeluruh dalam kehidupan. Kebudayaan itu sebenarnya merupakan ilmu pengetahuan yang tersusun melalui pengalaman-pengalaman yang membudaya dalam kehidupan sehari-hari.
- Wujud Budaya
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
- Gagasan (Wujud Ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.- Aktivitas (Tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.- Artefak (Karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
b. Komponen Budaya Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:- Kebudayaan Material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.- Kebudayaan Nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu.
Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:
a. Peralatan dan Perlengkapan Hidup (Teknologi)
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:
1. Alat-alat produktif 2. Senjata
3. Wadah 4. Alat-Alat menyalakan Api
4. Makanan 5. Pakaian
6. Pakaian 7. Tempat Berlindung
8. Alat-alat transportasi
b. Sistem Mata Pencaharian
a. Berburu dan meramu
b. Beternak
c. Bercocok Tanam di ladang
d. Menangkap ikan
SISTEM PERBURUAN TRADISIONAL
1. Perburuan atau Berburu Perburuan atau berburu adalah praktik mengejar, menangkap, atau membunuh hewan liar untuk dimakan, rekreasi, perdagangan, atau memanfaatkan hasil produknya (seperti kulit, susu, gading dan lain-lain). Dalam penggunaannya, kata ini merujuk pada pemburuan yang sah dan sesuai dengan hukum, sedangkan yang bertentangan dengan hukum disebut dengan perburuan liar. Hewan yang disebut sebagai hewan buruan biasanya berupa mamalia berukuran sedang atau besar, atau burung.
A. PENGERTIAN ARSITEKTUR
Para ilmuwan mengatakan bahwa Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Selain arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan, menurut kami arsitektur juga berkaitan dengan kreasi otak. Dalam arti yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan pemikiran, yaitu lingkungan pemikiran melalui strategi berpikir, pola pikir, atau kompleksitas rencana, dan strategi, yang kesemuanya merupakan suatu konsep rancangan otak. Mengapa dikatakan bahwa arsitektur dalam artian tertentu mencakup pemikiran, strategi, rencana dan lain-lain?. Seorang manusia yang mampu merencanakan dan merancang suatu agenda, ia dikatakan sebagai seorang arsitek. Begituapula dapat kita katakan bahwa arsitektur merupakan hasil rencana dan rancangan daripada pikiran. Arsitektur juga menyangkut pembangunan luar pikiran seperti perencanaan dan perancangan, seprti gedung, kapal, mobil, sepeda, serta lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Itu semua adalah hasil daripada kreatifitas rancangan awal dari otak yang diwujudnyatakan dalam bentuk objek. Walaupun dalam beberapa produk tidak dilakukan oleh orang yang disiplin ilmu arsitektur, namun setiap orang yang memiliki kemampuan merancang dan merencanakan sesuatu, dapat disebut sebagai arsitek. Sebagai contoh bahwa seorang pelatih sepak bola selalu disebut sebagai arsitek Team, bukan karena ia menyelesaikan pendidikannya pada disiplin ilmu arsitektur, tetapi karena seorang pelatih sepak bola selalu mendesain format kerja team di lapangan, maka ia disebut sebagai arsitek, dengan demikian maka dapat kita katakana bahwa Arsitektur merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan otak.
Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, sejarah, filsafat, religi dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, “Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni”. Ia pun menambahkan bahwa seorang arsitek harus fasih di dalam bidang musik, astronomi, dan sebagainya. Filsafat adalah salah satu ilmu yang utama di dalam pendekatan arsitektur. Rasionalisme, empirisisme, fenomenologi, strukturalisme, post-strukturalisme, dan dekonstruktivisme adalah beberapa arahan dari filsafat yang mempengaruhi arsitektur. Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, situasi dan sebagainya), serta cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktek-praktek, arsitektur berkembang menjadi keterampilan. Pada tahap inilah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Walaupun para ilmuwan arsitektur mengatakan bahwa arsitektur moderen merupakan suatu kesuksesan karya manusia, namun menurut kami jika bentuk arsitektur moderen itu tidak mengandung nilai, kaidah dan predikat yang ada semenjak awal, maka bentuk bangunan moderen tersebut hanyalah merupakan wadah tanpa identitas. Hal itu disebut sebagai generalisasi Evolusi arsitektur. Generalisasi Evolusi arsitektur adalah totalitas perubahan bentuk tanpa sedikitpun mempertahankan identitas arsitektur. Sebenarnya dalam sejarah arsitektur klasik, telah menggambarkan bahwa, seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi.
Peran arsitek, meski senantiasa berubah, tidak pernah menjadi yang utama dan tidak pernah berdiri sendiri. Selalu akan ada dialog antara masyarakat dengan sang arsitek, dan hasilnya adalah sebuah dialog yang dapat dijuluki sebagai arsitektur, sebagai sebuah produk dan sebuah disiplin ilmu.
B. MENDEFINISIKAN ARSITEKTUR
Arsitektur didefinisikan menurut para ilmuwan arsitektur terdahulu bahwa, arsitektur merupakan seni dan ilmu merancang bangunan. Berangkat dari itu, maka kami mencoba mendefinisikan kembali arsitektur menjadi duaa bagian utama, yaitu:
1. Arsitektur Merupakan ilmu yang mengkaji tentang bangunan dan seni membangun.
2. Arsitektur Merupakan ilmu yang mempelajari seluk - beluk tentang bangunan arsitektur yang melaluinya diperoleh pengertian lengkap tentang keanekaragaman nilai bangunan arsitektural.
a. Menyoroti Ilmu Arsitektur Melalui Lima Permasalahan Tentang Perkembangan Bangunan Arsitektur.
Dengan kita mendefinisikan arsitektur, maka kita dapat menyoroti arsitektur melalui lima permasalahan tentang perkembangan bangunan arsitektural menurut kami, sebagai berikut:
1. Perkembangan arsitektur sebagai wujud perilaku bentuk.
2. Terjadinya aneka bentuk aliran arsitektur dilihat dari perilaku sosial budaya masyarakat setempat sebagai
akar pembentukkan.
3. Sejarah asal usul, dan perkembangan serta penyebaran berbagai macam aliran arsitektur diseluruh dunia, bersamaan dengan penyebaran manusia sebagai pelaku dan aplikator pengetahuan arsitektur.
akar pembentukkan.
3. Sejarah asal usul, dan perkembangan serta penyebaran berbagai macam aliran arsitektur diseluruh dunia,
4. Persebaran manusia dan terjadinya aneka aliran arsitektur, merupakan wujud nyata warna kebudayaan manusia
dalam perilaku hidupnya.
dalam perilaku hidupnya.
5. Dasar-dasar aneka aliran arsitektur dalam kehidupan masyarakat merupakan wujud pengetahuan dan
keterampilan manusia melalui kreatifitas berpikir dan perilaku serta keinginan dan rasa serta karsa.
keterampilan manusia melalui kreatifitas berpikir dan perilaku serta keinginan dan rasa serta karsa.
0 komentar:
Posting Komentar