Oleh
FRANK HAMAH SAGRIM
Ketika I. S. Kijne masuk Papua
dan tiba di Wondama, Kijne melihat orang Papua meniup suling bambu yang
warnanya keemasan bernyanyi, menari sambil bertepuk tangan dan bunyikan gendang
suling tambur, lalu TUHAN membuka mata KIJNE dan memberitahukan bahwa, ISRAEL
AKU memulai dengan menetapkan suling bambu sebagai
alat penyucian diri bagi dunia untuk naik ke gunung batu TUHAN ke gunung batu
ISRAEL dan PAPUA bangsa terakhir yang AKU tetapkan suling bambu sebagai alat
pujian kudus penyucian diri di ujung bumi, maka I. S. Kijne naik ke gunung
Aitumieri menulis Nyanyian Seruling Emas dan merobah solmisasi suling Papua
dari tiga lubang menjadi tujuh lubang menggenapi kitab Yesaya 30:29 "kamu
akan menyanyikan suatu nyanyian seperti pada waktu malam ketika orang
menguduskan diri untuk perayaan, dan kamu akan bersuka hati seperti pada waktu
orang berjalan diiringi suling hendak naik ke gunung batu TUHAN, ke gunung batu
Israel".
Mengaminkan itu maka I. S. Kijne
bersukacita bersama bangsa Papua dan bernyanyi dari Nyanyian Rohani 123:1
Hai Bertepuk Tangan Dan Tari
Bunyikan Suling Dan Gendang
Nyanyi Syukur Rayakan Hari
Kamu Bersuka Dan Senang
Pujilah Hu Penolongmu
Yang T'lah Melalukan
Tindisan Dan Beban
Papua dalam ketetapan TUHAN di
akhir zaman